KATA PENGANTAR
Alhamdulillah
penulis dengan mengucapkan rasa syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat & hidayahnya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Hastin Budisiwi, S.psi selaku Dosen
di Universitas Pancasakti Tegal yang masih memberikan kepercayaannya kepada
penulis dan tidak lupa penulis juga mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan
yang sudah memberikan dukungan untuk pembuatan makalah ini.
Pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara
Oleh
karena itu maju mundurnya suatu pendidikan sangat menentukan bagi bangsa dan
Negara khususnya generasi yang akan dating.
Namun
demikian, penulis telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang
dimiliki sehingga makalah ini dapat
selesai dengan baik dan oleh karenanya, penulis dengan rendah hati dan dengan
tangan terbuka menerima masukan, saran dan usul guna penyempurnaan makalah ini.
Akhirnya
penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.
Tegal, September 2012
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang.......................................................................... 1
B.
Rumusan Masalah..................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pengetian
Psikoanalisa ............................................................. 2
B.
Konsep Dasar
Psikoanalisa....................................................... 2
C.
Proses konseling
Psikoanalisa................................................... 5
D.
Tujuan konseling Psikoanalisa.................................................. 6
E.
Peran konselor
dalam Konseling Psikoanalisa.......................... 6
F.
Teknik Konseling
Psikoanalisa................................................. 6
G.
Kelebihan dan
Kekurangan Psikoanalisa.................................. 7
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan............................................................................... 8
B.
Saran ........................................................................................ 8
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 9
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Banyak
yang mengatakan bahwa psikoanalisa merupakan suatu hal yang unik sekaligus
paradoksial . psikoanalisa juga merupakan sistem yang paling dikenal luas
meskipun tidak dipahami secara universal. Tetapi disisi lain psikoanalisa juga banyak
berpengaruh pada bidang lain diluar ilmu psikologi.
Memang
konsep psikoanalisa berkembang bukan dari psikologi tetapi dari ilmu kedokteran
tentang penyakit jiwa. meskipun begitu, konsep ini banyak dipakai tidak hanya dalam
bidang psikologi tetapi juga di bidang yang lainnya.
Di
awal perkembangannya, psikoanalisa merupakan sebuah konsep yang revolusioner
karena pada saat itu dunia ilmu pengetahuan sedang ramai memperbincangkan
tentang teori darwin. Dan teori ini telah membuat manusia mempunyai jiwa yang dianggap tidak lebih dari salah satu anggota
dari seluruh dunia hewan. Padahal manusia merupakan makhluk yang komplek yang
bisa dipelajari baik fisik maupun jiwanya.
Ketika
itu perkembangan ilmu alam sedang sangat pesat dan penemuan teori teori baru
sedang mengalami kemajuan sehingga karena setiap bidang disiplin ilmu mempunyai
pengaruh terhadap bidang ilmu lainnya, maka sigmund freud pun mengembangkan
teorinya yang revolusioner di masanya.
B.
Perumusan
Masalah
Permasalahan yang akan di bahas adalah:
1.
Apa Psikoanalisa ?
2.
Apa Saja Konsep Dasar Psikoanalisa ?
3.
Bagaimana Proses Konseling Psikoanalisa?
4.
Apa tujuan dari konseling psikoanalisa ?
5.
Apa peran konselor dalam konseling psikoanalisa?
6.
Apa Saja Teknik
Konseling Psikoanalisa ?
7.
Apa Kelebihan dan Kekurangan pada konseling psikoanalisa?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Psikoanalisa
Ø Psikoanalisa merupakan
suatu penyembuhan yang lebih bersifat psikologis yang menggunakan cara – cara
fisik.
Ø Psikoloanlisa adalah sebuah metode yang sangat
berpengaruh untuk mengobati gangguan mental yang dibentuk oleh teori psikoanalitik, yang
menekankan proses mental bawah sadar dan kadang-kadang digambarkan sebagai
"psikologi mendalam."
B.
Konsep Dasar
Psikoanalisa
Menurut Sigmund freud bahwa konsep psikoanalisa adalah konsep tentang
ketidaksadaran dalam kepribadian .
- Beberapa hakikat manusia menurut freud :
1.
Anti rasionalisme .
2.
Mendasari
tindakannya dengan motivasi yang tak sadar ,konflik dan simbolisme .
3.
Manusia secara
esensial bersifat biologis terlahir dengan dorongan-dorongan instruktif
sehingga perilaku merupakan fungsi yang bereaksi kea rah dorongan tadi .
4.
Semua kejadian
psikis ditentukan oleh kejadian psikis sebelumnya.
5.
Kesadaran merupakan
suatu hal yang tidak biasa dan tidak merupakan proses yang tidak biasa.
- Teori kepribadian di bagi menjadi tiga hal yaitu :
1.
Struktur
kepribadian
Pada struktur kepribadian
terdiri atas tiga sistem yaitu Id , Ego
, dan super Ego.yang dari ketiganya mempunyai fungsi, sifat, prinsip, dan
dinamika masing-masing yang saling berhubungan satu sama lain.
Tiga struktur kepribadian :
·
Id
Yaitu aspek
biologi yang merupakan sistem kepribadian yang asli. Id mempunyai energi
yang dapat mengaktifkan Ego dan Super Ego dan energi id dapat meningkat
oleh perasaan dari dalam maupun luar karena pada dasarnya Id setiap manusia berisi tentang hal
yang di bawa sejak lahir seperti insting.
|
·
Ego
Yaitu aspek
psikologi yang timbul karena kebutuhan organisme untuk berhubungan dengan dunia
nyata. yang berprinsip kenyataan dan melanjutkan proses primer dengan proses
sekunder. Proses sekunder disini adalah usaha untuk menghasilkan sesuatu yang
nyata yang dimuali dengan merumuskan suatu rencana untuk pemuasan kebutuhan dan
mengujinya dengan suatu tindakan.
·
Super Ego
Yaitu Aspek
sosiologis yang mencerminkan nilai – nilai tradisional serta cita – cita yang
ada di dalam kepribadian setiap individu.
Fungsi super
Ego dalam hubungan dengan fungsi id dan ego yaitu :
a.
Merintangi
implus-implus id terutama implus seksual dan agresif yang pernyatannya sangat
di tentukan oleh masyarakat.
b.
Mendorong Ego untuk
lebih mengejar hal-hal yang moralitas daripada realitas.
c.
Mengejar
kesempurnaan .
2.
Dinamika
Kepribadian
Dinamika kepribadian terdiri
dari cara bagaimana energi psikis itu di distribusikan serta di gunakan oleh
id, ego, dan super ego. Oleh karena itu jumlah energi terbatas yang
mengakibatkan terjadi persaingan dalam menggunakan energi tersebut.
3.
Perkembangan
kepribadian
Menurur freud
kepribadian setiap individu mulai terbentuk pada tahun-tahun pertama di masa
kanak-kanak pada umur 5 tahun hamper semua struktur kepribadian telah terbentuk
dan tahun-tahun berikutnya hanya menghaluskan struktur dasar tersebut.
Kepribadian
berkembang berhubungan dengan empat pokok sumber ketegangan yaitu :
a.
Proses pertumbuhan
fisiologis ( kedewasaan )
b.
Frustasi
c.
Konflik
d.
Ancaman
Fase- fase perkembangan kepribadian setiap
individu :
·
Fase oral : 0
s.d 1 tahun, pada fase ini mulut merupukan daerah pokok dari aktivitas dinamis
.
·
Fase anal : 1
s.d 3 tahun , pada fase ini kateksis dan anti kateksis berpusat pada anal
(pembuangan kotoran) .
·
Fase phallis : 3
s.d 5 tahun , pada fase ini alat kelamin merupakan daerah erogen terpenting .
·
Fase latent : 5
s.d 13 tahun , pada fase ini implus-implus cenderung untuk ada dalam keadaan tertekan .
·
Fase pubertas : 12
s.d 20 tahun , pada fase ini implus-implus yang selama pada fase latent
seakan-akan tertekan, menonjol dan membawa aktivitas-aktivitas yang dinamis.
·
Fase genital : pada
fase ini individu telah beruabah dari mengejar kenikmatan menjadi orang dewasa
yang telah di sosialisasikan dengan realitas. Tetapi fungsi pokok fase genital
adalah reproduksi.
C.
Proses
Konseling Psikoanalisa
- Proses konseling psikoanalisa berpusat pada usaha menghayati kembali pengalaman-pengalaman masa kanak-kanak karena konseling ini menekankan dimensi afektif dalam membuat pemahaman ketidaksadaran .
- Konselor mengajarkan klien tentang makna proses yang berlngsung sehingga si klien dapat memperoleh insight atas problem yang sedang di hadapi.
- konselor membantu meningkatkan kesadaran si klien atas cara-cara perubahan dengan demikian memperoleh kontrol rasional yang lebih banyak lagi.
- Selama konseling, klien melalui tahapan-tahapan tertentu yaitu pengembangan suatu hubungan yang analisis, mengalami krisis penyembuhan, mendapat tilikan terhadap pengalaman masa lalu yang tidak di sadari ,untuk lebih memahami dairi sendiri , pengembangan hubungan yang transparansi dengan konselor , bekerja dengan hal-hal yang resistensi dan tertutup dan konselingpun berakhir .
D.
Tujuan
konseling psikoanalisa
- Untuk menolong individu mendapatkan pengertian yang terus menerus dari pada mekanisme penyesuaian diri mereka sendiri dan dengan demikian menolong mereka menyelesaikan masalah dasar yang mereka hadapi.
- Untuk membentuk kembali struktur karakter individu dengan menggunakan yang tak sadar menjadi sadar pada diri klien.
E.
Peran konselor
pada konseling psikoanalisa
Beberapa peran konselor pada
konseling psikoanalisa:
- Menolong klien untuk mendapatkan kesadaran diri, kejujuran dan hubungan personal yang efektif.
- Menciptakan hubungan kerja dengan klien lalu mendengarkan dan menafsirkan.
- Konselor mendengarkan ketidakkonsistenan cerita klien sambil menyisipkan makna mimpi dan asosiasi bebas si klien dengan teliti.
F.
Teknik –
teknik konseling Psikoanalisa
Teknik – teknik yang di gunakan
dalam konseling Psikoanalisa :
Ø Asosiasi bebas :
klien diminta mengutarakan apa saja
yang terlintas dalam pikirannya.
Ø Interpretasi :
mengungkapkan apa yang terkandung dibalik apa saja yang di katakana oleh klien.
Ø Analisis mimpi :
klien di minta untuk mengungkapkan impiannya dan konselor menganalisis.
Ø Analisis dan interpretasi resistensi : berari
penoloakan . resistensi di sini sebagai suatu dinamika yang tidak disadari yang
mendorong seseorang untuk mempertahankan terhadap kecemasan.
Ø Analisis dan interpretasi Transferensi: berarti
mengalihkan mungkin mengalihkan perasaan atau harapan masa lalu .
G.
Kelebihan dan
kekurangan konseling psikoanalisa
Ø KELEBIHAN konseling psikoanalisa antara lain :
1.
Pentingnya sikap
non –moral pada terapis.
2.
Adanya motivasi
yang tidak selamanya di sadari.
3.
Teori kepribadian
dan teknik psikoanalisa yang saling berhubungan.
4.
Pentingnya masa
lalu pada masa kanak-kanak dalam perkembangan kepribadian.
5.
Model wawancara
sebagai alat terapi.
6.
Teori dan teknik
saling berhubungan satu sama lain.
Ø KEKURANGAN konseling psikoanalisa antara lain :
1.
Terlalu
meminimalkan rasionalitas.
2.
Data penelitian
yang bersifat empiris kurang banyak
mendukung sistem psikoanalisa.
3.
Bahwa perilaku
ditentukan oleh energi psikis ( sesuatu yang meragukan ).
4.
Penyembuhan dalam
psikoanalisa terlalu bersifat rasional dalam pendekatan.
5.
Pandangan yang
terlalu deterministik dinilai terlalu merendahkan martabat kemanusiaan.
6.
Terlalu memnekankan
pengalaman pada masa kanak-kanak.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
·
Psikoanalisa merupakan suatu penyembuhan yang lebih bersifat
psikologis yang menggunakan cara – cara fisik.
·
Tujuan konseling psikoanalisa untuk menolong individu
mendapatkan pengertian yang terus menerus dari pada mekanisme penyesuaian diri
mereka sendiri dan dengan demikian menolong mereka menyelesaikan masalah dasar
yang mereka hadapi
·
Pada psikoanalisa
struktur kepribadian terdiri atas tiga sistem yaitu Id , Ego , dan super Ego.yang dari ketiganya
mempunyai fungsi, sifat, prinsip, dan dinamika masing-masing yang saling
berhubungan satu sama lain.
·
Proses konseling
psikoanalisa berpusat pada usaha menghayati kembali pengalaman-pengalaman masa
kanak-kanak karena konseling ini menekankan dimensi afektif dalam membuat
pemahaman ketidaksadaran.
B.
Saran
·
Sebaiknya jangan terlalu menekankan pengalaman pada masa
kanak-kanak karena seolah-oalh tanggung jawab klien berkurang.
·
Sebaiknya pandangan jangan terlalu deterministic karena
dinilai terlalu merendahkan martabat kemanusiaan.
·
Sebaiknya dalam konseling jangan terlalu meminimalkan
sifat rasionalitas.
DAFTAR PUSTAKA
Surya, Mohamad. 2003. Teori-Teori Konseling. Bandung. Pustaka Bani
Quraisy
Pujosuwarno, Sayekti. 1993. Berbagai Pendekatan Dalam Konseling.
Yogyakarta. Menara Mas Offset
Basuki, Heru. 2008. Psikologi Umum. Jakarta. Gunadarma
good artikel kak :)
BalasHapushttp://http%3A%2F%2Fblog.binadarma.ac.id%2Fakhmadkhudri%2F.wordpress.com