Jumat, 10 Mei 2013

Cerpen (Kasih yang Salah)


Rara masih saja terbaring dalam tempat tidurnya. Tak terasa sudah enam bulan,ia menikmati tidurnya,dan entah sampai kapan dia akan bangun dari tidur yang panjang itu. Enam bulan yang lalu,Rara dan papanya hendaak menjemput mama dan kembarannya yang sedang shopping di mall. Namun na’as,diperjalanan mereka tertabrak oleh truck kontainer. Kecelakaan itu membuat papanya pergi untuk selamanya.
” Ma,,sampai kapan Rara harus menjalani komanya ini..?” Tanya Riri,saudara kembar Rara.
” Entahlah sayang..mama juga tak tahu,kita hanya bisa menunggu keajaiban dan selalu berdo’a kepada Allah,agar kakakmu bisa sadarkan diri.” Jawab mama.
” Andai saja,dulu kita tidak meminta papa untuk menjemput..pasti semuanya tak seperti ini. Papa tidak meninggalkan kita dan Rara tetap bisa bercanda dengan Riri.” Ucap Riri menyesal.
” Tidak Ri,,,ini sudah merupakan cobaan dan ujian dari sang pemberi hidup,kita tak bisa menyalahkan siapa-siapa !!!!” Jawab mama,lirih.
            Mama dan Riri saling berpelukan dan air matapun turun dari mata mereka yang sipit.
Ting tung....ting tung...ting tung...terdengar bel rumah berbunyi dengan nyaring,dan Bi. Isa membukakan pintu. Ternyata Chiko yang datang. Chiko adalah sahabat Rara dan Riri dari kecil.
            ” Selamat pagi tante,Riri..?” sapa Chiko.
            ” Selamat pagi Chiko.” sahut mama dan Riri.
            ” Bagaimana kabar Rara tan,dan kenapa Rara dipindahkan kerumah??” tanya Chiko ingin tahu.
            ” Kabar Rara masih saja seperti dulu, dan tante merasa lelah menunggu Rara terbaring dirumah sakityang tak ada tanda kemajuan sedikitpun.” jawab mama.
            ” Tapi, apa tante tidak kerepotan???”
               ” Tidak,,tante menyewa suster untuk merawatnya,lagipula suster hanya mengganti infus yang habis saja kok..”
               ” Jadi, Rara hanya dapat asupan dari infus saja.”
               ” Ya,,,” jawab mama singkat.
               ” Ya ko, aku juga khawatir dengan keadaan Rara, dia hanya bisa buang nafas saja, dia belum bisa buang air ko...kasihan kan Rara !!!” ucap Riri.
               ” Namanya aja koma,,pastinya gak buang air dong,,kamu ini ada-ada ajha.”
               ” Hehehehehehe..iya ya..”
               ” Saudaranya masih sakit kok,kamu malah bercanda gitu siihhh..”

********


            Hari senin, Riri sudah siap untuk pergi ke sekolah. Tiba-tiba ada suara klakson mobil. Ternyata Chiko menjemput Riri.
            ” Ya ampuun. .ngimpi apa aku semalem. Chiko tumben banget jemput aku.” ucap Riri dalam hati. Dari dulu Riri memang suka sama Chiko. Dia senyum-senyum merasa senang.
            ” Ri. . Riri . .Ri..” panggil Xhiko.
            “ Eeeh iya iya. . ada apa ko.” tanya Riri gugup.
            “ Dari tadi dipanggil gak denger, lagu nglamunin siapa ssiiiih...senyam-senyum lagi.” Goda Chiko.
            “ Enggak kok,nggak nglamunin siapa-siapa, kamu mau berangkat bareng  aku kan ??”
            “ Ya....ayo..” ajak Chiko.

            Sampainya disekolah,Riri terlihat bahagia.Temannyapun melihat keanehan dari diri Riri.
            “ Woooooeeeeeyyyy. .. . kenapa loe Ri..?? bahagia bener kayaknya.” Ledek Adel.Teman sebangku Riri.
            “ Iiiiih kamu del. . .ngagetin ajha. Aku gak apa-apa kok,biasa ajha.”
            ” Kagak percaya gue neng. .loe kagak kayak biasanya.”
            ” Aku juga gak tau del. Padahal, aku udah lama deket ma Chiko. .tapi tadi aku merasa  seneng banget disampingnya.”
            ” Aduuuuh. . bahaya. . .sobat gue udah ngrasain jatuh cinta, falling in love gitu.”
            ” Apaan siiih del...emangnya kalo kayak gini namanya jatuh cinta apa??”
            ” Yaa eeelllah. . . .ni bocah. . masih kagak paham ajha..udah ah gue mau sarapan..daaaaa.”
            ” Yaaah Adel...jelasin dulu dong..”
            “ Apa itu namanya jatuh cinta ya..ah,gak kmungkin banget,Chiko kan sahabat aku dari kecil,masa mau aku embat..” rintih Riri dalam hati.

********
          Seminggu berjalan,Riri dan Chiko selalu berangkat sekolah bareng. Bahkan kalo mereka gak ada acara,sering jalan bareng. Riripun merasakan tambah bahagia karen Chiiko. Malam itu Riri tengah merenungkan perasaannya.
            ” Apa aku yang harus ngomong dulu ke Chiko.Ah, tapi gengsi dong,masa cewek dulu yang ngomong,aduuuh pasti malu banget.Tapi kalo aku gak ngomong,sampai kapan aku mau nungguin Chiko.Ya. . kalo dia suka sama aku,kalau enggak???? Hemmmmm gimana ya?”

********

            Pagi itu hari sabtu. Sekolah dipulangin cepet,soalnya ada rapat guru. Riri yang pulang sama Chiko ngajakin Chiko jalan-jalan ke taman. Mereka duduk dibangku,disamping tanaman bunga yang indah dan kupu-kupu yang hinggap diatas kelopak bunga.
            ” Suasana yang romantis ini,waktu yang tepat buat aku ngomongin perasaanku ke Chiko.” ucap Riri dalam hati.
            ” Chiko.”
            ” Kenapa..?”
            ” Aku mau ngomong.”
            ” Halllah,,biasanya ajha langsung ngomong kok, ini malah izin dulu..mau ngomong apa sih neng..?” ledek Chiko,sambil mencubit pipi Riri.
            ” Chikoooo....aku serius tau.”
            ” oooh. .ya udah,ngomong ajha.”
            ” Sebenernya aku udah lama suka sama kamu ko..”
            ” Hehehehehehehe. . . serius kamu Ri..”
            ” Jangan bercanda terus donk..aku serius beneran niih.”
            ” Emmmm. . gimana ya Ri. Aku hargai perasaan kamu kok. Tapi aku suka sama cewek lain.”
            ” Siapa??” tanya Riri penasaran.
            ” Nanti juga kamu tahu kok. Ya udah ayo pulang,udah mau hujan niih.”
            ” Chiko..jawab dulu. Siapa orangnya.”
            ” Udahh ah..nanti juga tau.”
            Chikopun mengantarjan Riri pulang. Dirumah ada kejutan untuk Riri. Ketika Riri mengetuk pintu,Raralah yang membukakannya. Spontan,Riripun kaget dan terkejut.
            ” Surprise...” sambut Rara.
            ” Ya Allah...kamu. . Rara.???” tanya Riri bingung.
            Rara hanya tersenyum dan menganggukan kepalanya.
            ” Alhamdulillah.” ucap syukur Riri sambil memeluk kakak kesayangannya itu.
            ” Sudah pelukanya.” tanya mama.
            ” Ma..kapan Rara sadar.” tanya Riri.
            ” Tadi pagi,setelah kamu berangkat sekolah.”
            ” Mama kok gak kasih tau Riri sih.”
            ” Inikan surprise buat adikku tersayang.” lagi-lagi Rara yang menjawab.
           
Hati Riri pun begitu senang melihat Rara sudah sehat seperti dulu lagi. Malam itu mereka tidur bersama untuk melepas rindu. Hingga pagipun tiba,mereka berangkat sekolah bersama. Kebetulan Chiko tidak menjemput Riri. Setibanya disekolah, teman-teman Rara pun histeris melihat ia sudah sehat. Begitu pula Chiko, ia kaget dan gak nyangka. Tapi Chiko merasa senang.
            ” Rara.” panggil Chiko.
            ” Hai ko.” sahut Riri.
            ” Aku seneng kamu udah sehat, tapi kenapa gak ada yang ngasih tahu aku yah..?”
            ” Yeeeee. . . mana sempet kita kasih tau kamu, seharian tu ya, kita saling melepas rindu.” srodot Riri.
            ” Paling Cuma telfon atau gak sms ajha kok gak bisa.”
            ” Gak.” jawab Riri lantang.
           

            Tet...tet...tet...bel pulang sekolah berbunyi.
            ” Ra...kamu pulang naik TAXI yah, mobilnya mau aku bawa kerumah Adel.” kata Riri
            ” Ya udah, tapi kamu hati-hati ya.”
            ” Kamu pulang sama aku ajha Ra.” sahut Chiko.
            ” Iya. .iya. .bener tuh. .aku nitip Rara ya ko. Jangan sampe kamu apa-apain.”
            ” Siiiippp.. . ya udah. .ayo Ra.” ajak Chiko
            ” Ayo.” jawab  Rara.
            Di perjalanan, tiba-tiba Chiko memberhentikan mobilnya di taman.
            “ Lhoo. .kenapa kita kesini ko.” tanya Rara bingung.
            ” Aku mau ngomong sama kamu Ra, aku gak mau terlambat, aku udah nunggu kamu lama banget. Aku udah mendam perasaanku selama kammu koma. Aku cinta kamu Ra, aku sayang kamu, dan aku mau kamu jadi pacar aku.”
            ” Tapi ko. .apa kamu yakin..kalo kamu beneran mau jadi  pacarku.”
            ” Hem.”
            ” Ya udah. .aku mau kok.“

            Sudah sebulan Rara dan Chiko menjalin kasih. Tapi Riri belum tau tentang itu. Sampai Riri menemukan kejanggalan dari diri mereka berdua. Chiko jarang jemput Riri, Rara jarang curhat. Riri pun kebingungan dan akhirnya ia menemui Rara dan Chiko sedang berpacaran di taman sekolah.
            ” Kenapa mereka terlihat mesra yah. .apa mereka. . ??? ah gak mungkin kalo mereka pacaran. Kata Chiko, aku tau orang yang dia suka. .apa orangnya Rara yah. . huuufft.” rintih Riri galau.

            Suatu malam Rara bercerita kepada Riri, bahwa Rara sudah jadian sama Panca. Panca adalah anak Kepala Sekolah mereka.
            ” Jadi. . .kamu gak pacaran sama Chiko.” tanya Riri.”
            ” Emmmm. . ..”
            ” Kenapa, kamu kok kelihatan bingung.”
            ” Engak kok, aku gak pacaran sama Chiko.” jawab Rara gugup.
            ” Aku kira, kamu pacaran sama Chiko.



            Keesokan harinya, ketika Riri sedang jogging. Riri bertemu dengan Chiko.
Chiko bercerita bahwa ia sudah satu bulan jadian sama Rara. Riri jadi bingung, mana yang bener akan omongan Rara. Antara Chiko atau Panca ????
            ” Tapi ko. . semalem Rara bilang, kalo dia udah jadian sama Panca. Tapi kamu bilang, kamu udah satu bulan sama Rara. Mana yang bener siih?” tanya Riri.
            ” Kamu serius Ri..” jawab Chiko heran.
            „ Yaaa.“

            Chiko langsung berlari menemui Rara. Ia ingin mendapat  penjelasan dari Rara. Kenapa ia katakan seperti itu pada Riri.
            ” Maksud kamu apa Ra. .” tanya Chiko serius.
            ” Maksud gimana.”
            ” Kata Riri, kamu jadian sama Panca. Padahal kamu kan pacar aku Ra.”
            ” Oke. .sekarang waktunya aku jujur sama kamu..aku emang gak suka sama kamu. Aku Cuma pingin kamu sadar, bahwa cewek yang bener-bener cinta sama kamu, itu Cuma Riri.. .tapi kenapa kamu gak tau itu.”
            ” Aku emang cinta sama Chiko. .aku pingin lihat dia bahagia, dia gak mungkin bahagia,jika dia pacaran sama orang yang gak dia  sayang. . .Chiko udah seneng pacaran sama kamu Ra..tapi kenapa kamu lakuin ini.” ucap Riri yang sedari tadi mendengarkan pembicaraan Rara dan Chiko.
            ” Ma’afin aku Ri. .kalo ini semua salah. Tapi aku lakuin ini Cuma buat kamu.” jawab Rara.
            ” Buat aku sih iya. . tapi enggak buat Chiko. Kamu gak sadar, kalo pengorbanan Chiko ke kamu begitu besar. .kamu gak ngehargai itu. .kamu malah nyakitin orang yang udah tulus cinta sama kamu.”
            ” Aku gak nyangka Ra..kamu bakal nglakuin ini ke aku. .aku udah salah pernah suka sama kamu, aku salah udah cinta sama kamu. . kamu Cuma bisa mempermainkan hati aku.”  sahut Chiko kecewa.
            Mereka bertiga hanya berdiam diri tak ada yang mau berbicara. Chiko kecewa dengan perlakuan Rara. Rara merasa bersalah dengan semua rencananya yang ternyata salah. Serta Riri yang gak nyangka saudara kembarnya itu tega melukai hati orang yang Riri cinta. Cinta yang tulus di berikan kepada orang yang kita sayang, belum tentu mendapat balasan tulus cinta. Bahkan tulus cinta kita bisa dibalas dengan luka.



"Cinta yang tulus diberikan kepada orang yang kita sayang, belum tentu mendapat balasan oleh tulus cinta kita. Bahkan tulus cinta yang kita berikan bisa dibalas dengan luka yang begitu menyakitkan".



THE END

2 komentar: